Rabu, 12 Maret 2014

Kritik dan Motifasi Terbaik Untuk Berbuat Baik

Disamping kesibukan yang padat sampe saya sendiri jarang Blogwalking , hanya membalas komentar yang masuk, saya mencoba untuk berbagi Ilmu tentang kehidupan Sehari - Hari (Lifestyle) yang berhubungan dengan rohani karena saya sudah sendiri sudah jenuh dengan IT . Tujuannya pun juga banyak, bisa sebagai penyegaran Blog, dan yang saya harapkan bisa bermanfa'at bagi pembacanya. Yasudah, Kita langsung ke Topik saja mengenai Kritik, Motifasi Untuk Berbuat Baik kepada orang, sahabat,dan bisa juga ama do'i.
 
Langsung saja, Dakwah tidak selalu berbuat manis, kabar gembira dan pujian. Kadang diperlukan juga teguran keras, kritik dan indzar (peringatan). Terlebih lagi bila arus maksiat semakin tak terebendung, segala imbauan tak diindahkan, peringatan pun tak lagi digubris. Meskipun demikian, seorang muslim tetap harus bijaksana dan tepat dalam mengkritik dan memperingatkan.
Ada waktunya suatu kritik disampaikan di forum umum, misalnya waktu fenomena kemaksiatan yang menggejala, sedangkan masyarakat kurang respek atau perhatian. Padahal, orang yang mendiamkan maksiat jamai, turut menanggung akibatnya.

Tapi, untuk persoalan yang berkaitan dengan individu tentunya lebih baik jika diselesaikan secara private. Caranya bisa dengan mengobrol langsung atau bicara secara terbatas. Salah satu alasan untuk menjaga kehormatan orang tersebut dan tidak membuka aibnya.
Kemudian ada beberapa hal yang perlu sobat Blogger perhatikan bila ingin mengkritik seseorang, yaitu :


  • Lakukan kritik dengan niat dakwah dan islah, bukan untuk mempermalukan mad’u atau seseorang di depan umum atau niat-niat buruk lainnya. Kritiklah seseorang karena anda memang ingin melihat dia menjadi muslim yang lebih baik. Labih baik jika orang yang dimaksud hadir atau mendengar langsung, sehingga dapat menerima kritikan tersebut secara utuh.
  • Sampaikan dengan tegas, santun dan bijak, tidak terkesan memvonis atau “menuding”. Menurut ahli hikmah, tutur kata lembut yang keluar dengan tulus dari hati lebih mudah merasuk ke hati. Awali dengan prolog atau kaedah yang disepakati bersama misalnya dalil Alqur’an dan Sunnah serta urf (kultur) yang tidak melanggar syar’i sebagai acuan yang harus diikuti.
  • Kritik yang membabi buta mengesankan arogan. Jangan mengangkat masalah pribadi. Kritiklah secara objektif sesuai dengan kenyataan dan jangan menambah apalagi menyebut kesalahan lainnya untuk membuat orang itu salah.
  • Berimbang. Jangan hanya menyebutkan kekurangannya, apalagi mengungkit kesalahan yang tidek perlu diketahui orang lain. Sebutkan pujian dan kebaikannya, lalu sebutkan kekurangannya. Nabi pernah mengingatkan salah satu sahabatnya dengan halus dan disertai pujian. Pahami juga alasan orang melaukan perbuatannya.
  • Sebuah kritikan hendaknya berdasarkan informasi yang benar. Bukan sekedar isu atau “katanya” begini dan begitu. Biasanya informasi dari phak kedua tidak sesempurna jika Anda mendengar dan melihatnya langsung. Cukuplah seseorang disebut pendusta jika percaya dan membicarakan semua yang ia dengar.
  • Yang terakhir, memberi contoh dari diri sendiri. Mempraktekkan sasaran, ide, gagasan itu tidak gampang seperti membalikkan kedua telapak tangan kita. Tapi, lebih gampang mengingatkan orang dengan perbuatan nyata daripada hanya sekedar omongan saja. Suka mengkritik tanpa memberi contoh yang baik, tidak disukai banyak orang. Tapi, belum melakukan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengkritik kejelekan.

Sekian dulu ya sobat, semoga bermanfa'at... Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar