Senin, 20 Februari 2012

Syair-syair Imam Syafi'i tentang Ilmu

 

Ilmu yang paling mulia
Semua ilmu selain Al-Qur’an hanya hal yang menyibukkan
Kecuali ilmu hadits dan fiqih agama
Ilmu yang benar adalah yang terdapat kata “Haddatsana”
Selain itu hanyalah tipu daya syaitan


Cara memperoleh Ilmu
Saudaraku …
Engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan 6 perkara
Aku akan menyebutkan perinciannya dengan jelas
Cerdas, ambisi, usaha, dana, berguru dan waktu yang lama


Si Bodoh dan Si Alim
Kedudukan orang bodoh dalam pandangan yang alim
Sama seperti kedudukan orang alim dimata orang bodoh
Si bodoh enggan mendekati si alim
Yang alim lebih enggan mendekati si bodoh
Bila keburukan mendominasi kehidupan si bodoh
Dia akan lebih parah dalam menyelisihi si alim


Belajar sebelum menjadi pemimpin
Belajarlah agama sebelum engkau diangkat menjadi pemimpin
Dan bila engkau telah diangkat menjadi pemimpin, maka engkau tidak sempat belajar

Seorang tergantung ilmu dan takwanya 
Tabahlah…
Atas pedihnya kekerasan pengajar
Karena kekokohan ilmu itu berada dalam kesulitan
Barangsiapa tidak mencicipi pahitnya belajar
Dia akan menelan kehinaan bodoh selama hidup

Barangsiapa waktu mudanya tidak sempat belajar
Maka bacakan takbir 4 kali karena kematiannya

Demi Allah
Hidup seorang pemuda itu tergantung ilmu dan takwa
Bila keudanya tidak ada, keberadaanya tidak dianggap

 

Kelezatan Ilmu
Begadangku untuk menelaah ilmu
terasa lebih nikmat daripada bertemu penyanyi dan keharuman leher mereka

Sungguh, goresan penaku di atas kertas
lebih nikmat daripada bercinta bersama para pecinta

Tabuhan rebana para gadis, masih kalah nikmat
Dengan kenikmatan aku memukul bukuku untuk membersihkan debunya
Kegundahanku untuk memecahkan masalah dalam belajar
Jauh lebih nikmat daripada para pemabuk khamer

Ilmuku selalu bersamaku 
Ilmuku senantiasa bersamaku
Dimanapun aku berada selalu memberi manfaat
Hatiku adalah tempatnya, bukan dalam lemariku
Bila aku berada di rumah, pasti ilmuku disana bersamaku
Ketika aku berada di pasar, diapun ada di pasar

 

Taubat dan Ilmu

Aku mengadukan perihal lemahnya hafalanku kepada waki’ (Sahabat/Guru Imam Syafii)

Ia membimbingku agar aku meninggalkan maksiat

Ia berkata,”Ketahuilah ilmu itu karunia dan karunia Allah tidak diberikan kepada seorang pemaksiat”

Ia juga berkata,”Ketahuilah bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya tidak diberikan kepada seorang pemaksiat”

 

Lautan Ilmu sangat Dalam

Seorang tidak akan mendapatkan semua ilmu

Walaupun ia mencoba mencarinya selama seribu tahun

Lautan ilmu itu sangat dalam

Maka, ambillah yang terbaik saja dari semua hal

 

 

Martabat Para Pemilik Ilmu

Kulihat seorang yang berilmu itu mulia

Walaupun ia dilahirkan oleh bapak yang hina

Ilmu akan terus mengangkatnya dan

Semua kaum yang mulia mengangkatkan derajatnya

Mereka selalu mengikutinya di setiap saat

Seperti penggembala kambing yang diikuti oleh gembalaannya

Tanpa ilmu orang tidak akan bahagia

Yang halal dan haram pun tak dapat dikenali

 

Siapa yang tidak merasakan kepedihan belajar walau sesaat
Dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hayat

 

Siapa yang ketinggalan belajar di waktu muda
Bertakbirlah kepadanya empat kali karena dia telah 'tutup usia'

 

Nilai pemuda –demi Allah- ada pada ilmu dan takwa
Jika keduanya tidak ada, maka dirinya tiada guna

 

Jika ilmu seorang pemuda tidak menambah hidayah di hatinya

Atau tidak membuat hidupnya menjadi lurus dan akhlaknya menjadi baik

Beritakan kepadanya bahwa Allah menimpakan petaka kepadanya

Ia akan ditimpa petaka seperti orang-orang yang menyembah berhala

 

Bersabarlah menghadapi sikap keras seorang guru

Karena kegagalan ilmu disebabkan oleh ketidaksabaran seorang murid dalam menghadapinya

 

Referensi:

- Diwan Al-Imam Asy-Syafii

Rabu, 08 Februari 2012

Adab Menasehati

Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna, selalu ada kelemahan dan kekurangan.  Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan dan sebaik-baik kita manusia adalah yang bertaubat kepada Allah, menyadari akan kesalahannya, lalu menyesal dan bertekat untuk tidak mengulanginya lagi.

 

Oleh karena itu nasehat menasehati menuju kebenaran harus digalakkan. Bagi yang dinasehati seharusnya ia berterima kasih kepada orang yang telah menunjukkan kekurangan dan kesalahannya, hanya saja hal ini jarang terjadi. Pada umumnya masusia tidak suka disalahkan apalagi kalau teuran ataupun nasehat itu disampaikan kepadanya dengan cara yang kurang berkenan.

 

Seseorang yang hendak member nasehat haruslah memperhatikan adab-adab menasehati yang baik agar nasehatnya dapat diterima oleh orang lain.

Beberapa adap menasehati yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:

 

1.      Ikhlas dalam menasehati

Setiap muslim wajib mengharapkan Ridho Allah ta’ala dalam nasehat, kritikan, dan bantahan yang dilakukannya. Kita tidak boleh melancarkan nasehat, ataupun kritikan dengan tujuan menonjolkan diri, tidak pula mencari popularitas ataupun membalas dendam. Syaikul islam Ibnu Taimiyah rahimakulullah mengatakan “Wajib bagi setiap orang yang memerintahkan kebaikan dan mengingkari kemungkaran berlaku ikhlas dalm tindakannya dan menyadari bahwa tindakannya tersebut adalah ketaatannya kepada Allah.” Dia berniat untuk memperbaiki kondisi orang lain dan menegakkan hujjah atasnya, bukan untuk mencari kedudukan untuk diri maupun kelompok, tidak pula untuk melecehkan orang lain.

2.      Nasehat harus ditopang diatas ilmu

Seorang pemberi nasehat harus mengetahui letak kesalahan dari pihan yang akan dibantah. Dia harus tahu perbuatan ataupun tindakan pihak yang diberi nasehat yang bertentangan dengan nash-nash syari’at sehingga dirinya tidak mengingkari yang ma’ruf dan malah membenarkan yang mungkar, menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. Dengan demikian tidak boleh menasehati dan mengkritik tanpa ilmu dan bashirah.

3.      Menasehati secara rahasia tanpa diketahui orang lain

Imam Syafi’I berkata sebagaimana dinukil dalam mukaddimah kitab Al-majmu’ Syarh al-Muhadzdzab (1/31):”Barang siapa member nasehat dengan rahasia maka sesungguhnya dia telah member nasehat dengan sebenarnya dan menghargainya. Sedangkan barang siapa member nasehat dengan terang terangan ihadapan manusia, maka sungguh ia telah membongkar aib saudaranya dan merendahkannya.”

Adab ini merupakan salah satu adab yang penting untuk dicermati dalam menasehati, yakni menasehati secara rahasia dan tidak menasehati dihadapan orang ramai. Sebab, tabiat tabiat manusia pada umumnya adalah tidak menyukai dinasehati secara terang terangan di depan manusia lainnya. Tak sedikit manusia yang gemar member nasehat secara terang-terangan. Padahal metoda member nasehat dengan metode seperti ini sangat sulit diterima, malah cenderung dapat mengundang kebencian antar sesama.

4.      Lembut dan santun

Karena kelembutan dan kesantunan di setiap perkara akan menghiasi dan memudahkan. Benar, terkadang di beberapa kondisi dan untuk beberapa orang, kita perlu sikap tegas sebagaimanan yang dipraktekkan ulama salaf. Akan tetapi, bersikap lembut adalah hukum asal dalam menasehati ataupun mengkritik, apalagi pihak yang dibantah merupakan tokoh yang memiliki pengikut, atau memiliki peluang besar untuk rujuk kepada kebenaran. Cukuplah firman Allah bagi kita dalam hal ini, tatkala mengutus Musa dan Harun kepada fir’aun, Maka berbicaralah kamu kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat datau takut.(QS. Thaha:44) 

Demkianlah kiranya beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita menasehati seseorang. Menjaga keselarasan kebersamaan serta keharmonisan ukhuwah adalah salah satu hal yang sangat penting. Dan nasehat menasehati (dalam kebaikan tentunya) merupakan salah satu pilar yang dibutuhkan untuk menegakkan ukhuwah yang solid. Apakah itu ukhuwah antara pimpinan dan bawaan, guru dan murid, orang tua dan anak, serta antara kita dan sahabat. Wallahu’alam.

 

Sumber : Buletin Ash Shaff terbit pekanan

 

 

Rabu, 01 Februari 2012

Bila Aku Jatuh Cinta

 

Allahu Rabbi aku minta izin 
Bila suatu saat aku jatuh cinta
 
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
 
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi 
Aku punya pinta
 
Bila suatu saat aku jatuh cinta
 
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
 
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi 
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
 
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
 
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi 
Bila suatu saat aku jatuh hati
 
Pertemukanlah kami
 
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi 
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
 
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
 
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
 
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !