dakwatuna.com – Akhir-akhir ini berita dari dunia sepak bola, disuguhkan dengan berita tentang profil pesepak bola Muslim. Sebut saja Yaya Toure, yang sekarang berstatus sebagai pemain Manchester City FC, yang dengan lantang mengatakan, “Saya Muslim dan tidak minum-minuman beralkohol” ketika diajak oleh rekan satu timnya untuk minum bersama. Berikutnya Nicolas Anelka, mantan pemain Chelsea FC yang sekarang merumput di salah satu klub sepak bola Cina yaitu Shanghai Shenhua FC, beliau adalah seorang mualaf yang dengan lantangnya mengatakan bahwa Islam menjadi sumber kekuatannya. Nicolas Anelka mengaku juga kalau dia ingin bekerja sebagai pesepak bola profesional dan melaksanakan ajaran Islam secara berimbang. Contohnya ketika bulan Ramadhan beliau tetap menjalankan ibadah puasa ketika bermain sepak bola, karena kata beliau wajib hukumnya sebagai seorang muslim yang taat untuk menghormati bulan Ramadhan dengan berpuasa. Serta masih banyak lagi pemain sepak bola yang menunjukkan eksistensi keislamannya.
Membaca berita di atas, penulis jadi teringat pengalaman seorang pemuda Muslim dari Indonesia yang menjadi salah satu peserta di seminar Internasional yang diikuti oleh berbagai peserta dari berbagai belahan dunia. Pemuda Muslim itu merupakan peserta yang paling muda usianya dibandingkan peserta lainnya. Seminar itu bekerja sama dengan salah satu Universitas ternama di Jepang. Satu-persatu dari peserta mempresentasikan makalahnya, dan akhirnya tiba giliran pemuda itu. Setelah presentasi pemuda itu, beberapa Profesor bertanya tentang makalah yang dia buat dan menyatakan ketertarikannya dengan isi makalah itu. Selesai beliau mempresentasikan makalahnya, seorang Profesor Jepang menyalaminya dengan seraya mengatakan “Excellent”. Beliau kagum walaupun usia pemuda itu tergolong masih muda tetapi dapat menyajikan makalah dengan sangat bagus, berbeda dengan mahasiswa bimbingannya yang berstatus sebagai mahasiswa pasca sarjana. Profesor itu langsung mengajak pemuda itu untuk minum kopi bersama. Mereka pun berdiskusi panjang dan itu menjadi awal keakraban mereka berdua.