Selasa, 06 Maret 2012

"God is Only 20%"

Artikel Lepas

23/2/2012 | 29 Rabbi al-Awwal 1433 H | Hits: 1.202

Oleh: Muhammad al-Fatih


adalah pengalaman saya ketika mengikuti perlombaan di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Saat itu hari ke-3 perlombaan. Pada perlombaan itu setiap kendaraan para peserta diwajibkan untuk lolos inspeksi, baik inspeksi teknis maupun inspeksi dari sisi keselamatan. Terdapat beberapa aspek penilaian yang harus dipenuhi.

Pada saat itu kendaraan tim kami sudah memenuhi hampir seluruh aspek inspeksi kecuali satu hal, static brake test (uji rem dalam kondisi statis). Tiga hari telah berlalu dan hasilnya masihlah sama, kami belum lolos inspeksi. Segala cara telah dilakukan, dari mengubah sebagian komponen-komponen rem hingga harus mencari komponen pengganti di pasar terdekat.

Waktu terus berjalan. Setiap anggota tim telah terlihat gelisah dan lelah. Konsekuensi yang cukup besar harus kami hadapi, antara lain kami tidak diizinkan turun untuk berlomba di sirkuit. Ini adalah hal yang sangat menyakitkan. Perjuangan enam bulan lebih akan terasa hampa jika tim kami tidak diizinkan turun ke sirkuit. Konsekuensi lainnya adalah, tim yang tidak lolos inspeksi tidak akan menerima travel allowance, salah satu pos dana dari sponsor utama. Padahal untuk memberangkatkan tim dan kendaraan, kami masih berutang banyak. Apa jadinya jika dana tersebut tidak diberikan, dengan apa kami akan membayar utang yang begitu besar?

Kami pasrah, berserah. Segala cara telah dilakukan, sekarang hanya kembali masuk ke pit inspeksi dan kembali melakukan static test brake. Terlintas untuk berbuat curang, yaitu dengan memberi penahan pada bagian rem belakang. Namun alhamdulillah seorang pembimbing menasihati, beliau berkata bahwa yang dicari di sini bukan sekedar kemenangan dalam perlombaan, namun juga kemenangan diri, salah satunya dengan bertanding secara jujur dan sportif.

Kami berjalan sembari menggiring kendaraan kami untuk kembali masuk ke pit. Di sana kami disambut oleh seorang panitia, berkebangsaan Singapura saya rasa.

Still not finish yet?” tanyanya.

Yeah“, kami menjawab sekenanya.

Are you ready now, guys? Are you sure you have already fix the brake?” tanyanya lagi.

Yeah, insya Allah. God will help us“, jawab kami.

What? God is only 20%, guys. You must do it by yourself“, ungkapnya tiba-tiba.

Saat itu juga, entah mengapa hatiku terasa terbakar, pikiranku bergolak, membentak, menolak keras perkataannya. Seandainya Allah tidak memberi kesabaran niscaya sudah kuhantam mulutnya itu. Aku tidak tahu apa yang Allah rasakan ketika ada makhluk-Nya yang berkata seperti itu. Aku yang sebagai ciptaan-Nya saja sudah merasa marah, namun entahlah Allah memiliki kehendaknya sendiri. Tak perlu berbicara lebih lagi. Kami hanya berjalan masuk lebih dalam lagi.

“Allah 100% menggenggam hidupku juga hidupmu, bahkan lebih dari itu” batinku.

Kali ini yang menyambut kami adalah seorang panitia berkebangsaan Malaysia.

Are you ready now?” tanyanya,

Yeah, insya Allah” jawabku.

Yap, insya Allah. I hope you will pass this test guys. I know you’ve tired, but rules is rules, we can’t make any change of it.

Yeah, just see then

Maka kami dorong kendaraan kami menuju sebuah platform yang memiliki kemiringan 20 derajat. Driver kami telah siap di dalam.

Rem kendaraan kami diuji. Kami semua berdoa, cemas. Namun yang terjadi membuat kami lemas. Kendaraan kami bergerak maju ke depan ketika direm. Persyaratan lolos adalah bahwa kendaraan tersebut tidak boleh bergerak sedikit pun ketika direm pada kemiringan tersebut.

Please, give us one more chance“, pintaku.

Oke, one more chance.”

Namun lagi-lagi kendaraan itu tidak mampu diam di tempat. Kami semua terdiam, lemas.

Your brake doesn’t work I think.

Please one more time!” nyaris putus asa aku bicara.

Ketika itu datanglah seorang panitia lainnya. Seorang Eropa. Ia berbincang-bincang dengan panitia yang berasal dari Malaysia. Setelah berbincang cukup lama, orang Eropa itu menghampiri kami.

Oke, one more chance“, ucapnya singkat.

“Yaa Rabb, ini kesempatan terakhir kami. Hanya pada-Mu kami berserah. Berhasil atau tidak kami serahkan keputusan pada-Mu.” batinku.

Kami kembali membawa kendaraan kami ke bidang miring itu.

Oke, let’s start! Brake now, front and rear!” ucap orang Eropa itu.

Kendaraan kami tidak bergeming. Untuk tes kedua rem bersamaan, memang kendaraan kami selalu berhasil. Lalu, inilah saat yang ditunggu, ketika setiap brake dites masing-masing.

Release the rear brake!

Kendaraan kami tak bergeming. Satu tahap lagi. Satu tahap yang menentukan.

Release the front brake!

Kami memejamkan mata. Biasanya kendaraan itu akan meluncur menurun ke bawah. Kami memberanikan diri untuk membuka mata. Dan, Maha Besar Allah Yang Maha Agung, kendaraan kami diam di tempatnya, tidak bergeser sedikit pun.

Okay, you pass the test, congratulation!” ucap orang Eropa itu.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Maha Besar Allah” kami terpana.

“Tuhanku menggenggam 100% hidupku dan hidupmu, bahkan lebih dari itu” batinku.

Kami beranjak, menuju sirkuit. Panas terik, tapi terasa indah dan begitu sempurna.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18896/god-is-only-20/#ixzz1oNxLm7rB

 

 

Sunnah Cara Makan Nabi

Pertama

Asupan awal ke dalam tubuh Rasulullah adalah udara segar di subuh hari. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk mengoptimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar dan pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Kedua, Di pagi hari, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu

Ketiga, Di pagi hari pula Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membuka menu sarapannya dengan segelas air putih yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Hal ini berarti pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit.


Keempat, Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah SAW senantiasa mengkonsumsi 7 butir kurma ajwa (matang). Beliau pernah bersabda,”Barang siapa makan tujuh butir kurma maka kan terlindung dari racun.”

Kelima, Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun yang dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan pencernaan. Roti dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin

Keenam, Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguarkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit

Ketujuh, Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda,”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”(HR Abu Nu’aim dari Aisyah r.a.)

Kedelapan, Rasulullah SAW sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula beliau lomba lari dengan istri tercintanya Aisyah r.a. Olahraga diakui oleh para pakar kesehatan sangat bermanfaat bagi tubuh.

Kesembilan, Rasulullah SAW tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Karena itulah beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

Berikut adalah penjelasan tentang jenis makanan dan cara makan Rasulullah SAW

JENIS MAKANAN

Rupanya tanpa kita sadari dalam makanan yang kita makan sehari-hari kita tidak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain-lain. Diet Rasulullah SAW menyebabkan beliau tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjag makananya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasulullah ini, anda tidak akan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.
Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU; contoh COCTAIL

CARA MAKAN

* * Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaiknya makanlah buah terlebih dahulu sebelum makan nasi. biasanya kita malah kebalikannya ya?

* * Tidur 1 jam setelah makan tengah hari (makan siang). kalo yang namanya abis makan n kenyang tidurnya bukan cuma sejam bisa berjam-jam.

* * Jangan sekali-kali tinggal untuk makan malam, barang siapa yang tinggal untuk makan malam dia akan dimakan usia dan kolsterol dalam badan akan berganda (maksudnya jangan makan diwaktu tengan malam). kalo yang ini bagi yang sering begadang malah sering dilakukan. biasanya malam2 keluar nyari burjo (warung bubur kacang ijo 24 jam).

* * Dalam kitab juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus .

SUNAH CARA MAKAN MENURUT NABI SAW

1. Makan garam secuil sebelum makan untuk menolak 70 macam penyakit dan ambil lagi secuil dengan jari manis tangan kanan setelah makan. Makanlah dengan tangan kanan (tanpa sendok). Sebaiknya kita yang menunggu makanan dan bukan makanan yang menunggu.
2. Berdoa sebelum dan sesudah makan, cuci tangan dan minum dengan memegang gelas dengan tangan kanan, meskipun tangan tersebut bekas kuah. ini juga sedikit ga nyaman diliatin org
3. Duduk dibawah bukan dibangku dan makan dimulai dari pinggir dan terakhir ketengah. Baik sekali makan berjamaah bersama keluarga maupun teman seperti ketika haji atau buka puasa bersama di Masjid dalam satu nampan bias untuk 4 orang.
4. Jangan sisakan sebutir nasipun karena nasi ini berdzikir

 

Sumber: http://www.byufe.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62%3Asunah-cara-makan-nabi-&catid=37%3Atausiah&Itemid=54