Senin, 26 November 2012
DOA SUPAYA MENDAPAT KEMUDAHAN DALAM SEGALA URUSAN
Jumat, 23 November 2012
Selasa, 20 November 2012
Hizbullah: Israel Lemah dan Bingung
Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa pejuang Palestina mampu mencapai berbagai keberhasilan besar meski telah dikepung dan diblokade selama bertahun-tahun. Para pejuang Palestina telah membuktikan kekuatannya kepada dunia dan betapa lemah serta kebingungannya Israel.
Kantor berita FNA melaporkan, Sayid Hasyim Shafiuddin mengatakan, "Keberhasilan pejuang Palestina telah membuktikan kepada dunia bahwa Israel lemah, kebingungan dan tidak tahu harus bersikap."
Menurut Sayid Hasyim, peristiwa di Gaza membuktikan bahwa umat Islam sedang menghadapi kondisi baru dan sekarang adalah era pejuang. ''Inilah era roket-roket yang mampu mengubah perimbangan dan sekali lagi mampu mengalahkan rezim Zionis Israel sama seperti pada perang 2006. Meski diblokade dan menghadapi berbagai kesulitan ekonomi dan sosial, mereka mampu menggapai keberhasilan besar dan historis," tuturnya.
Dia melanjutkan, ''Jika umat Islam menyadari bagaimana mereka harus berjuang dan berkomitmen dalam logika kekuatan ini, maka mereka akan menikmati kondisi yang lebih baik."
Sumber :republika.co.id
Analis: Kita Angkat Topi untuk Hamas
Roket Hamas yang menghantam Tel Aviv mungkin belum memberikan dampak signifikan dari segi kerusakan. Akan tetapi, secara psikologis, fakta itu jelas menandakan kemampuan persenjataan Hamas maju pesat.
Diluar itu, kegigihan Hamas mulai menuai simpati. Kunjungan Menteri Luar Negeri Mesir dan Tunisia menandakan dukungan dunia Arab mulai mengalir.
"Hari ini kita angkat topi untuk Hamas," ungkap Talal Okal, analis politik Gaza, seperti dikutipalarabiya.net, Senin (19/11).
Okal mengungkap gerakan Hamas mulai terorganisir. Mereka tahu apa konsekuensinya dan siap membayar mahal untuk itu.
"Israel tidak lagi mampu memprediksi apa yang dilakukan pemimpin dunia Arab apabila serangan darat memang dilakukan. Yang pasti, presiden Mesir akan memberikan tekanan. Demikian pula dengan Ikhwanul Muslimin dan partai-partai Islam lainnya," kata Okal.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mulai mengekspresikan kepeduliannya dengan memastikan akan melakukan usaha terbaik guna mengakhiri aksi militer Israel.
Juru bicara organisasi sayap Hamas, Izz El-Deen Al-Qassam, Abu Ubaida mengatakan pihaknya telah mampu menghadapi serangan selama 22 hari di masa lalu. Karena itu, pihaknya akan lebih siap menghadapi serangan yang lebih panjang lagi.
"Serangan ini tidak akan menjadi yang terakhir melawan Israel," kata dia.
Juru bicara Hamas, Abu Zuhri memuji kegigihan organisasi sayap Hamas yang mampu mengejutkan musuh.
Redaktur: Hazliansyah
Reporter: Agung Sasongko
Serangan Israel Tewaskan 69 Orang Palestina
Sebanyak 69 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan-serangan udara Israel yang membombardir Gaza sejak Rabu (14/11) kemarin.
Jumlah itu bertambah setelah 23 orang Palestina, yang mencakup 14 wanita dan anak-anak dilaporkan tewas, pada Ahad (18/11), yang disebut sebagai hari paling mematikan dalam operasi pemboman di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Hamas seperti dikutip AFP.
Sembilan anak, lima diantaranya bayi dan balita, serta lima wanita termasuk diantara korban dalam kekerasan itu.
Serangan-serangan itu berlangsung ketika upaya diplomatik ditingkatkan untuk berusaha mengakhiri pertumpahan darah tersebut, yang mulai terjadi pada Rabu dan juga menewaskan tiga warga Israel dan mencederai lebih dari 50 orang, kata sumber-sumber medis.
Sejauh ini serangan paling mematikan berlangsung di Kota Gaza bagian utara, dimana sebuah rudal menghancurkan bangunan tiga lantai, menewaskan sembilan anggota keluarga Al-Dallu, lima diantaranya anak-anak, dan dua orang lain, kata petugas medis.
Militer Israel belum memberikan pernyataan segera mengenai serangan itu dan hanya mengatakan, angkatan udara menghantam "sejumlah sasaran di Kota Gaza bagian utara".
Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas Palestina menjadi 69 dan korban cedera lebih dari 600 sejak serangan udara yang menewaskan seorang pemimpin Hamas mengawali operasi militer Israel terhadap Gaza.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Sumber: Antara, AFP
Minggu, 18 November 2012
Download Film Fetih 1453
Link untuk download film Fetih 1453 bisa dari alamat berikut:
http://is.gd/NF8a7i atau http://is.gd/vri3Cn atau http://is.gd/e1opTh
size : 600 MB
subtitle indo : http://ryekoplock.heck.in/files/conquest1453.zip
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Film “Fetih 1453“ buatan Turki yang disutradari Faruk Aksoy ini diluncurkan serentak di berbagai belahan dunia pada tanggal 16 Februari 2012. Momen diriwayatkannya hadits tersebut dijadikan pembuka alur cerita, sekaligus mengisyaratkan bahwa keseluruhan visualisasi yang disajikan adalah bentuk adaptasi dari kisah nyata yang terjadi ratusan tahun silam. Saat itu, tentara kesultanan Usmani di bawah komando langsung dari sang Sultan Muhammad II mampu menaklukkan kota dengan pertahanan terbaik di dunia, yakni Konstantinopel.
Kontroversi tentang film Fetih 1453 muncul dari belahan Eropa sana, yaitu Yunani. Masyarakat Yunani terkesan tidak terima ketika film Fetih ingin menunjukan sebuah kebenaran sejarah yang memfaktakan bahwa tidak selamanya Islam selalu dalam posisi kalah dan Yunani selalu dalam posisi menang dan kstaria.
Sebagian besar dari mereka bahkan menghendaki Fetih 1453 dilarang beredar di Yunani. Meskipun demikian ada juga orang-orang Yunani dan dari belahan dunia lainnya yang mampu melihat lebih objektif terhadap film ini.
Sumber: http://muja94.blogspot.com/2012/08/download-film-fetih-1453.html#ixzz2AA4bZINs
Kenali Tujuh Hijab Hati
Assalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakatuhu
Sahabatku, mari kita kenali tujuh hijab hati agar kita dapat menjauhinya:
1. "Azzunub", tumpukan dosa tanpa diiringi dengan kesungguhan bertaubat
2. "Alwasikh" banyak makan dan minum haram
3. "Aljahlu" sangat pintar ilmu dunia tetapi bodoh dan malas belajar Islam
4. "Alhawa tutbau" Nafsu yang diperturutkan terus menerus, seperti minum air laut yang kesannya menghilangkan dahaga
5. "Hubbuddunya", terlalu cinta dunia sehingga tidak peduli lagi halal dan haram
6. "Alzhulmu" banyak orang yang telah disakiti
7. "Asysyaithoonu rookibuhu" karena semua hal-hal tersebut diatas (1 s/d 6), maka dengan mudah syetan menundukkannya sampai tidak sadar manusia itu dalam kesesatan (QS 7:175).
Allahumma ya Allah bersihkan hati kami dari semua dosa, sombong, munafik, riya, ujub, berbagai penyakit, hijab hati dan ranjau syetan... Aamiin".
Rabu, 31 Oktober 2012
Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Mulia?
Doa Untuk Kita Dari Orang yang Tak Kita Kenal
Ketika kita merasakan kesedihan, sungguh di balik kesedihan yang kita rasakan, banyak orang yang tidak kita kenal diluar sana yang selalu setia mendoakan agar kita bahagia, Ya,,,Doa orang yang tak dikenal untuk kita laksana jantung yang ada di dalam tubuh kita, ikhlas tulus hanya karena ingin mengharapkan ridho dari Allah semata, ia tidak ingin di ketahui keberadaanya, ia hanya ingin agar orang orang yang ia kenal maupun tidak pernah ia jumpai dalam kehidupannya bisa merasakan kebahagiaan seperti kebahagiaan yang ia rasakan, Ia hanya ingin agar disetiap untaian doa kebaikan yang ia panjatakan kepada Allah bisa dirasakan oleh banyak orang. Sungguh mulia orang yang senantiasa mendoakan kebaikan untuk orang lain, lisan dan hatinya selalu di basahi oleh asma Allah, disetiap desah nafasa dan denyut jantungnya adalah dzikir dan doa. Lantas bagaimana dengan diri kita,,,malu rasanya jika kita selama ini hanya berdoa untuk kebaikan diri kita sendiri, malu rasanya jika kita hanya berdoa untuk kebahagiaan diri kita sendiri, bukankan kebaikan dan kebahagiaan itu akan terasa nikmat jika kita bisa berbagi dengan orang lain. |
Rabu, 10 Oktober 2012
Sederhana Dalam Nasihat
One Day One Juz?
Kamis, 23 Agustus 2012
Kamis, 09 Agustus 2012
Inilah Tujuan dan Keutamaan Puasa
Minggu, 29 Juli 2012, 04:09 WIB
Puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia dan disyariatkan dalam Islam. Dan setiap ibadah itu, tentu saja mengandung hikmah dan tujuan. Shalat misalnya, tujuannya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar. (QS al-Ankabuut ayat 45).
Demikian pula dengan puasa, tujuannya secara tegas dijelaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah [2]: 183 adalah untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah. Yakni, mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi semua yang dilarang Allah.
Berkaitan dengan hal ini, Rasul SAW menegaskan bahwa sesungguhnya puasa itu ada tiga tingkatan. Yakni, puasanya orang awam, puasa khawas, dan puasanya khawasul khawas. Puasanya orang awam (umum) adalah sekadar menahan haus dan lapar dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Sedangkan puasanya orang khawas adalah menahan makan dan minum serta semua perbuatan yang membatalkannya. Misalnya mulutnya ikut berpuasa dengan tidak berkata kotor, mencaci, mengumpat, atau mencela orang lain. Demikian juga dengan tangan dan kakinya, dipergunakan untuk perbuatan yang baik dan terpuji.
Sementara telinganya hanya dipergunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik. Puasa khawas ini adalah puasanya orang yang alim dan fakih.
Adapun puasanya khawasul khawas adalah tidak hanya sekadar menahan makan dan minum serta hal-hal yang membatalkannya, termasuk menahan seluruh anggota pancaindera, tetapi hatinya juga ikut berpuasa. Menurut para ulama, inilah jenis puasanya para Nabi dan Rasul Allah. Puasa yang demikian itulah yang akan diberikan oleh Allah secara langsung.
''Sesungguhnya seluruh amal anak Adam itu untuk diri mereka sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya.'' (Hadis Qudsi).
Puasa yang mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar inilah yang mampu membentuk pribadi Muslim yang bertakwa, sebagaimana penjelasan QS Al-Baqarah [2] ayat 183 di atas.
Ahli Tafsir terkemuka, Muhammad Ali a-Sabuni mengatakan, ibadah puasa memiliki tujuan yang sangat besar. Pertama, puasa menjadi sarana pendidikan bagi manusia agar tetap bertakwa kepada Allah SWT.
Kedua, puasa merupakan media pendidikan bagi jiwa untuk tetap bersabar dan tahan dari segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Allah SWT.
Ketiga, puasa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kasih saying dan persaudaraan terhadap orang lain, sehingga tumbuh rasa empati untuk menolong sesame yang membutuhkan. Keempat menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT.
Selain memiliki tujuan spiritual, juga mengandung manfaat dan hikmah bagi kehidupan. Misalnya, puasa itu menyehatkan baik secara fisik maupun psikis (kejiwaan). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan yang meliputi empat dimensi, yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Ibadah puasa dapat memenuhi semua dimensi standar kesehatan yang ditetapkan oleh WHO itu. Bahkan, Dokter Alexis Carrel (1873-1944) yang pernah meraih hadiah Nobel dua kali menyatakan, Apabila pengabdian, shalat, puasa, dan doa yang tulus kepada Sang Maha Pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, itu artinya kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut.
Ahmad Syarifuddin dalam Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, mengungkapkan, rumusan kesehatan psikis yang ditetapkan WHO ini bisa dipenuhi dengan puasa yang dilakukan secara baik. Dalam beberapa hal puasa bahkan memiliki keunggulan dan nilai lebih. Secara kejiwaan, sikap takwa sebagai buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan (rabbani).
Sumber: Republika Online
Nilai Hakikat dan Keutamaan Puasa
Setiap amal anak Adam dilipatgandakan kebaikannya menjadi sepuluh kali lipat, sampai tujuh ratus kali lipat, sampai sebanyak yang Allah kehendaki.Allah berfirman, Shaum, sebagaimana ibadah-ibadah lainnya (seperti shalat, zakat, atau haji), mempunyai tujuan mulia. Artinya, ibadah itu disyariatkan oleh Allah Swt. bukan semata-mata dalam rangka agar pelakunya mendapatkan pahala. Jelas sekali disebutkan dalam ayat ke-183 surat Al-Baqarah di atas bahwa tujuan diwajibkannya shaum Ramadhan adalah agar pelakunya mencapai derajat takwa dan dengan ketakwaan itulah manusia menjadi mulia. |
http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/nilai-hakikat-dan-keutamaan-puasa
Rabu, 01 Agustus 2012
Selasa, 10 Juli 2012
Cinta, Takut dan Harap Kepada Alloh
Ibadah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Alloh dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
Cinta
Cinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah. Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.
Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
Maka jika kita mencintai Alloh, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasululloh sebagai panutan kita, bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rosululloh bersabda “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim). Dimana makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shaleh (seperti para rosul dan nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka, dan sebaliknya jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akherat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar!
Takut
Pilar lainnya yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim adalah rasa takut. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)
Rasa takut ada bermacam-macam, namun yang takutnya seorang muslim ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba.
Harap
Pilar berikutnya yang harus ada dalam ibadah seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat. Karena dia berharap Alloh akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahannya tersebut dan memperbanyak melakukan amal kebaikan. Sebagaimana firman Alloh “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)
Harapan berbeda dengan angan-angan. Sebagai contoh orang yang berharap menjadi orang baik maka ia akan melakukan hal-hal yang merupakan ciri-ciri orang baik, sedangkan orang yang berkeinginan menjadi orang baik namun tidak berusaha untuk melakukan kebaikan maka orang-orang inilah yang tertipu oleh angan-angan dirinya sendiri.
Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah
Ketiga pilar yang telah disebutkan di atas harus terdapat dalam setiap ibadah seorang hamba. Tidaklah benar ibadah seseorang jika satu saja dari ketiga hal tersebut hilang. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan akan menyebabkan dirinya putus asa, sedangkan jika rasa takutnya rendah maka dengan mudahnya dia akan bermaksiat kepada Tuhannya.
Kebalikannya seseorang yang berlebihan rasa harapnya akan menyebabkan dia mudah bermaksiat dan jika rendah rasa harapnya maka dia akan mudah putus asa. Sedangkan kedudukan cinta, maka cinta inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga diibaratkan bahwa kedudukan ketiga pilar ini dalam ibadah bagaikan kedudukan seekor burung, dimana rasa takut dan harap sebagai kedua sayapnya yang harus seimbang dan rasa cinta sebagai kepalanya yang merupakan pokok kehidupannya.
***
Penulis: Abu Uzair Boris Tanesia
Artikel www.muslim.or.id
Rabu, 04 Juli 2012
Surat Kepada Bidadari
Teruntuk adinda yang masih berupa tanda tanya…
Maaf Bidadariku… jika aku terlambat menjemputmu. Namun sampaikah pesan yang kutitipkan pada angin di tepi sunyi kala itu? Tentang sebongkah rindu yang tak mampu lagi kuredam dalam kalbu. Tentang segenggam peluh yang menguap atas letihku, demi menyambut lentik cantik jemarimu.
Maaf Bidadariku… jika aku tak segera mengejarmu. Itu bukan karena ku tak mampu atau bahkan tak peduli pada detik yang terus memburu. Tapi karena kutahu, indahnya pertemuan bukan terletak pada percepatan waktu, apalagi dengan lamanya menunggu. Aku hanya tak mau mataku buta, sehingga tak mampu lagi membedakan mana cinta dan mana bencana.
Maaf Bidadariku… jika aku membiarkanmu berlalu. Aku hanya tak ingin mengajakmu terbang, sementara sayapmu masih dapat berkembang. Kubiarkan engkau untuk terus maju, hingga nanti kita bisa bersama mengukir sejarah baru tanpa banyak berseteru.
Maaf Bidadariku… jika aku masih saja terpaku. Ada banyak rahasia yang masih belum bisa kumengerti, mengingat hatimu serupa lautan misteri yang tak berkesudahan untuk diselami. Beri aku sedikit waktu, agar aku pandai meramu, hingga senantiasa kusemai cahaya dari jelita wajahmu.
Maaf Bidadariku… jika aku membuatmu menunggu. Namun bukankah penantian itu menjadi bukti nyata adanya perjuangan? Bukankah perjuangan itu menjadi bukti nyata adanya cinta? Maka biarkanlah waktu yang akan menyibak semua tanya, kapan kita bertemu dan bagaimana kita bersatu.
Makanan Menurut Islam
(Petikan daripada Kuliah Dhuha/Zohor ustaz Abdullah Mahmud di Ibu Pejabat BIMB berdasarkan hadis-hadis nabi riwayat Al Baihaqi, Termizi & Ibn Hibban)
Kita diwajibkan menjaga kesihatan tubuh badan agar sentiasa sihat kerana ia adalah amanah daripada ALLAH S.W.T.....
Makanan yang tidak boleh dicampur dalam satu hidangan:-
1. Susu dengan ikan
2. Cuka dengan susu
3. Buah-buahan dengan susu
4. Daun salad dengan ikan
5. Bawang putih dengan bawang merah (jika dicampur boleh menyebabkan lumpuh, bawang besar jika dimakan selama 40 hari berturut-turut boleh menyebabkan bintik hitam di muka)
6. Daging segar dengan daging kering
7. Benda masam dengan benda berasid seperti cuka
8. Cuka dengan nasi
9. Buah delima dengan serunding
10. Telur dengan ikan.
**Semua ini jika diamalkan boleh menyebabkan penyakit Lumpuh dan stroke.
**Tidur seketika (10-15min) sebelum zohor boleh mengembalikan tenaga!!
Perkara yang perlu dielakkan untuk menjaga kesihatan tubuh badan.
1. Jangan mandi air suam selepas makan kenyang.(paling bahaya daripada cara pemakanan diatas)
2. Senaman sebelum makan.
3. Jangan senaman atau berjalan selepas makan tengahari (lebih kurang ?jam)
4. Jangan makan buah selepas makan.
5. Makan buah selepas makan akan mengambil masa 8 jam untuk menghadam makanan.
6. Makan buah sebelum makan (1/2 jam sebelum makan nasi)
7. Jangan tinggal makan malam walaupun sebiji kurma
8. Makan sedikit waktu malam (awet muda, sunnah nabi)
9. Selepas makan malam kena bergerak atau berjalan sekurang-kurangnya 100 langkah.
10. Jangan tidur selepas makan akan menyebabkan sembelit.
11. Meninggalkan makan malam akan mempercepatkan tua sebelum tua.
**kalau tak makan malam, enzim akan memproses lemak dalam perut dan lemak akan menjadi bertambah lemak atau kolestrol bertambah..
Selasa, 26 Juni 2012
SADARLAH BAHWA ALLAH-LAH YANG MENGATUR SEGALA SESUATU DALAM SETIAP DETAIL NYA
Harun Yahya|Harun Yahya (Adnan Oktar)
Kebanyakan orang senang ketika hal-hal terjadi sesuai dengan keinginan mereka, tetapi mudah kesal ketika hal-hal kecil tidak sesuai dengan keinginan mereka.Tetapi, seseorang memercayai Allah (khususnya muslim) tidak boleh memiliki sifat seperti itu. Dalam Al-Qur'an, Allah mengungkapkan kabar baik bahwa Ia telah menentukan setiap peristiwa yang terjadi hanyalah demi kebaikan hamba-Nya yang benar, dan tidak ada yang harus menjadi kesedihan atau kesulitan bagi mereka.
Seseorang yang mengetahui kebenaran ini didalam hatinya, dapat menyenangi hal apapun yang ia jalani dan berkah yang terdapat di balik hal itu. Banyak orang tidak memikirkan bagaimana mereka tercipta ataupun mengapa mereka ada. Meskipun hati nurani mereka membimbing mereka agar sadar tentang keajaiban dan sempurnanya dunia yang dimiliki oleh Sang Pencipta, banyak sekali cinta yang mereka rasakan untuk kehidupan dunia ini, atau keengganan mereka untuk menghadapi kebenaran, membawa mereka untuk menyangkal realitas mengenai keberadaan-Nya. Mereka menolak bukti bahwa setiap kejadian dari hidup mereka telah ditentukan sesuai dengan rencana dan tujuan, tetapi perilaku mereka menunjukkan aksi yang salah, yakni menganggap hal-hal yang terjadi hanyalah kebetulan ataupun keberuntungan. Bagaimanapun, itu hanyalah pandangan sekilas dari manusia yang menghalangi mereka untuk melihat kebaikan/sisi positif dari suatu kejadian dan mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.
Adajuga mereka, yang sadar akan keberadaan Tuhan, dan memahami bahwa Dialah yang telah menciptakan seluruh alam semesta. Mereka mengakui bukti bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan atau mengatur terbit dan terbenamnya matahari. Mereka mengakui bahwa selain karena kuasa Allah, tidak ada satupun kejadian yang dapat terjadi. Namun, ketika terjadi sedikit insiden kecil dalam hidup mereka, mereka tidak dapat berpikir mengenai kekuasaan Allah. Namun demikian, Dialah yang mentakdirkan seorang maling untuk mencuri ke rumah seseorang saat malam, menjadikan suatu halangan yang membuat seseorang jatuh, sebidang tanah yang subur untuk menghasilkan tanaman menjadi gersang, perdagangan agar menguntungkan, ataupun panci masakan yang terlupakan di kompor.
Setiap kejadian termasuk dalam hikmah Allah yang tak terbatas dan sesuai dengan rencana-Nya yang luhur. Setetes noda lumpur pada celana kita, sebuah tusukan pada ban, jerawat muncul di wajah seseorang, penyakit, atau hal yang tidak diinginkan, semuanya dimasukkan kedalam kehidupan seseorang dengan rencana tertentu. Tidak ada seseorang yang mengalami—mulai dari ia membuka matanya—dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan terpisah dari Allah. Semua kehidupan, secara keseluruhan diciptakan oleh Allah, satu-satunya yang memegang kendali atas alam semesta. Ciptaan Allah adalah sempurna, tanpa cacat, dan penuh dengan tujuan.
Ini adalah bagian dari takdir yang diciptakan oleh Allah, seseorang tidak boleh mendiskriminasi suatu kejadian dengan menetapkan suatu kejadian buruk dan jahat. Apa yang menjadi kewajiban pada seseorang adalah untuk mengenali dan menghargai kesempurnaan dari semua kejadian, dan untuk percaya dengan semua kepastian yang terletak didalamnya, terlebih dari itu kita juga harus sadar mengenai kebijakan Allah yang tak terbatas, semua dirancang untuk mengarah kepada tujuan yang luar biasa. Memang, bagi mereka yang percaya dan mengenali kebaikan dalam segala hal yang menimpa mereka, baik di dunia ini dan dunia luar merupakan bagian dari suatu kebaikan yang kekal.
Dalam Al-Qur’an, Allah menarik perhatian kita kepada fakta tersebut, hampir di setiap halaman. Inilah sebabnya mengapa kegagalan untuk mengingat bahwa segala sesuatu menurut takdir tertentu merupakan kegagalan bagi seseorang yanb beriman. Takdir yang sudah ditentukan oleh Allah itu unik, dan dialami oleh seseorang persis seperti yang telah Allah tetapkan. Orang awam bisa merasakan keyakinan pada takdir hanya sebagai cara untuk “menghibur saat terjadi bencana.” Takdir ditahbiskan oleh Allah adalah unik, dan dialami oleh seseorang dalam persis cara Allah telah ditakdirkan. Orang biasa merasakan keyakinan pada takdir hanya sebagai cara untuk "menghibur saat terjadi bencana". Seorang mukmin, di sisi lain, mencapai pemahaman yang benar terhadap takdirnya, sepenuhnya menangkap bahwa itu adalah program yang sempurna satu-satunya yang dirancang khusus untuknya.
Takdir adalah agenda sempurna yang seluruhnya dikembangkan untuk seseorang untuk masuk surga. Hal ini penuh dengan berkat dan untuk tujuan ilahi. Setiap kesulitan yang ditemui seseorang di dalam dunia ini akan menjadi sumber kebahagiaan tak terbatas, suka cita, dan damai di akhirat. Ayat “Karena seseungguhnya sesudah kesulitan datang kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah : 5) menarik perhatian kita pada fakta ini, dalam takdir seseorang, kesabaran, dan keberanian dari seseorang yang beriman adalah ditakdirkan bersama dengan imbalannya masing-masing di akhirat. Ini mungkin terjadi selama hari itu, bahwa orang beriman akan menjadi jengkel atau khawatir tentang hal-hal tertentu yang telah terjadi. Alasan utama dari rasa jengkel tersebut adalah kegagalannya untuk mengingat bahwa kegagalan dalam hidupnya adalah bagian dari takdir yang khusus diciptakan oleh Allah. Padahal, ia akan dihibur dan tenang ketika ia diingatkan tentag tujuan penciptaan Allah. Inilah sebabnya mengapa orang beriman harus belajar untuk terus diingat bahwa semuanya sudah ditakdirkan, serta mengingatkan orang lain mengenai fakta ini.
Dia harus menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kejadian tersebut bahwa Allah telah ditakdirkan untuknya, di relung tanpa batas waktu, menaruh kepercayaan kepada-Nya, dan berusaha untuk mengenali alasan-alasan di balik itu. Mereka yang berusaha memahami alasan ini akan—dengan izin Allah—sukses. Meskipun mereka mungkin tidak selalu bisa mendeteksi tujuan mereka yang sebenarnya, mereka harus tetap diyakinkan bahwa, ketika sesuatu terjadi, tentu saja untuk beberapa yang baik dan untuk tujuan.
Senin, 11 Juni 2012
Keikhlasan, Saat Dirimu Merasa Tidak Lebih Baik daripada Orang Lain
dakwatuna.com - Melakukan keikhlasan, tidaklah semudah mengatakannya. Sebagaimana pernah diakui oleh seorang ulama besar Sufyan ats-Tsauri, beliau berkata, “Tidak ada suatu perkara yang paling berat bagiku untuk aku obati daripada meluruskan niatku, karena niat itu bisa berubah-ubah terhadapku.”
Namun, bukan berarti ikhlas itu tidak dapat dilakukan, dan bukan berarti ikhlas tidak dapat diusahakan. Karena ikhlas adalah suatu ‘ilmu’. Ilmu di mana kita dapat mempelajarinya, dan terus mempelajarinya, sampai akhirnya kita benar-benar paham akan makna ikhlas. Ikhlas itu sendiri merupakan hal yang amat sakral, ia adalah perintah dan ia adalah syarat diterimanya suatu ibadah.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Memang benar, ikhlas adalah rahasia, rahasia dalam hati masing-masing insan. Dan ikhlas adalah rahasia dari rahasia yang teramat lembut, sehingga samar dari dugaan semua yang hidup. Begitu samar dan tersembunyi, sehingga sulit bagi diri seseorang atau orang lain untuk mengukur kemurniannya. Dalam hadits Rasulullah SAW dikatakan:
“Keikhlasan adalah rahasia yang diambil dari rahasia-rahasia-Ku. Aku telah menempatkannya sebagai amanat di hati sanubari hamba-hamba-Ku yang Aku Cinta.” (HR. al-Qazwaini)
Hasan al-Banna pernah berkata tentang makna ikhlas, “Ikhlas adalah seorang saudara muslim yang bermaksud dengan kata-katanya, amalnya, dan jihadnya, seluruhnya hanya kepada Allah, untuk mencari ridha Allah dan balasan yang baik dari Allah dengan tanpa melihat kepada keuntungan, bentuk, kedudukan, gelar, kemajuan, atau kemunduran. Dengan demikian ia menjadi tentara aqidah dan fikrah dan bukan tentara keinginan atau manfaat.”
Salah satu sebab jauhnya diri kita dari ikhlas ialah sifat ‘ujub, sifat berbangga diri yang berlebihan, dan menganggap orang lain tidak lebih baik dari diri kita. Sifat ini yang sering muncul tanpa kita sadari, yang mampu merobek-robek keikhlasan dalam diri kita. Ia yang mampu menodai kemurnian ikhlas dalam hati dan ia yang mampu mengotori hati dengan lendir-lendir kenistaan.
Tentunya kita tak ingin, keikhlasan yang ada di dalam hati ini, keikhlasan yang selalu kita jaga ini, ternodai dan bahkan terkotori. Dan hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga keikhlasan adalah dengan menghapus sifat ‘ujub itu dari dalam hati, membuangnya jauh-jauh tanpa tersisa. Dimulai dengan hal yang kecil dan sederhana, yaitu anggaplah orang lain lebih baik daripada diri kita, anggaplah ia lebih mulia di sisi Allah.
Jikalau kita melihat seseorang yang lebih muda daripada kita, maka hendaklah kita berkata, “Anak ini masih muda usianya, belum banyak berbuat dosa dan bermaksiat kepada Allah, sedangkan aku yang sudah lebih tua darinya tentu telah banyak berbuat dosa dan bermaksiat kepada Allah. Maka tiada keraguan lagi bahwa ia lebih baik daripada aku di sisi Allah.”
Jikalau kita melihat seseorang yang lebih tua daripada kita, maka hendaklah kita berkata, “Orang tua ini sudah beribadah kepada Allah lebih dahulu daripada aku, maka tiada keraguan lagi bahwa ia lebih banyak pahalanya, lebih mulia daripada aku di sisi Allah.”
Manakala kita melihat orang alim, maka hendaklah kita berkata, “Orang alim ini telah dikaruniakan kepadanya bermacam-macam pemberian ilmu yang tidak dikaruniakan kepadaku. Ia telah sampai ke martabat yang aku tak sampai kepadanya, dan ia mengetahui berbagai masalah yang tak aku ketahui, maka bagaimana aku bisa sepertinya sedangkan diriku masih bergelimang dengan dosa dan maksiat?”
Bila kita melihat orang yang bodoh, maka hendaklah kita berkata, “Orang ini bodoh lantas ia berbuat maksiat kepada Allah dengan kejahilannya, tetapi aku berbuat maksiat dengan ilmuku, dengan kesadaranku, maka bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah nanti?”
Saat kita menyaksikan orang fasik atau ahli maksiat, maka hendaklah kita berkata, “Benar orang ini jasadnya bergelimang dalam kemaksiatan dan dosa, tapi siapa yang tahu kalau sebenarnya hatinya selalu benci pada kemaksiatan yang ia lakukan, dan bersamaan dengan itu ia tetap mengagungkan Tuhannya. Terbuka kemungkinan suatu saat nanti ia bertaubat dan menyesali perbuatannya, lalu ia melakukan amal shalih yang nilainya lebih tinggi di mata Allah daripada aku. Sedangkan aku sendiri sampai saat ini dan nanti, tidak pernah tahu apakah ketaatanku itu diterima oleh Allah atau tidak. Dan aku juga tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku esok hari.”
Di kala kita melihat orang kafir, maka hendaklah kita berkata, “Aku tidak tahu, kemungkinan orang kafir ini akan beriman, memeluk agama Islam dan akhirnya mempunyai husnul khatimah, sedangkan aku tidak tahu apakah akan bisa menjaga keimanan ini hingga akhir hayat dan mendapatkan husnul khatimah?”
Pertanyaan seperti ini bukan mengada-ada, tapi pasti dan yakin. Karena jika kita bertanya, siapakah yang dapat memastikan kalau kita dapat menjaga keimanan ini hingga akhir hayat, lalu kita memperoleh husnul khatimah? Siapa yang bisa tahu secara pasti kalau dirinya pasti diampuni oleh Allah? Siapakah yang dapat menjamin kalau diri kita pasti selamat di akhirat? Semua itu adalah rahasia Allah, yang tiada seorang pun yang dapat mengetahuinya. Bahkan beliau, Rasulullah SAW berkata:
“Katakanlah: Aku tidak mengatakan padamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, ‘Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS. Al-An’aam: 50)
“Katakanlah, ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’” (QS. Al-‘Araaf: 188)
—
Referensi: Mahmud Ahmad Mustafa, Dahsyatnya Ikhlas.
Kamis, 31 Mei 2012
Terjebak dengan Kesuksesan Dunia
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar(Qs. Al-Mukminun 55-56)
ary
Masalah Itu Manis
dakwatuna.com - “Jangan katakan kepada Allah kalau kita punya masalah, tapi katakan kepada masalah kalau kita punya Allah”
Kutipan di atas saya copas dari status Facebook salah satu teman saya. Setelah membaca status itu saya langsung me-like-Nya padahal baru beberapa detik muncul di laman Facebook. Karena menurut saya kata-kata di atas sangat luar biasa. Iya, di tengah banyak dinding-dinding Facebook digunakan sebagai luapan keluh kesah, kekesalan, dsb. Yang seolah-olah menunjukkan ketidakikhlasan kita dalam menerima segala takdir ketentuan Allah Swt, teman saya ini meng-update status dengan nilai optimis.
Status teman saya di atas sangat luar biasa menurut saya, dan status seperti itulah yang semestinya kita publish ke depan facebooker mania. Karena dengan membaca status yang luar biasa itu, teman kita yang membacanya mungkin akan tercerahkan walau boleh jadi sebelum membaca status kita itu dia sedang kegundahan. Kemudian biasanya status yang luar biasa di laman Facebook akan memunculkan komen-komen luar biasa lainya. Kalau begitu bukankah pahala akan mengalir kepada si peng-update status itu? Karena dia telah mencerahkan yang sedang gundah,memberi solusi yang sedang dirundung masalah.Jika ini yang terjadi, maka satu sisi fositif laman “muka buku” ini telah dirasakan, dan kita telah menanam satu kebajikan.
Jika sebalik-Nya yang kita lakukan, yakni meng-update status-status yang berisi keluhan, emosi, cacian dan lain sebagainya. Apakah itu tidak menimbulkan satu dosa bagi kita sendiri. Karena kita sangat dilarang berkeluh kesah akan masalah atau takdir yang kita jalani. Kemudian jika ada teman yang memberikan jempol manis-nya akan status yang berisi keluh kesah itu, apakah dia tidak dikatakan melakukan sebuah keburukan karena seolah teman kita itu merasa setuju dengan apa yang kita update(keluh kesah kita).Jika itu yang terjadi berarti kita telah menanam satu keburukan bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Jujur saya sangat tidak suka ketika membaca status-status teman saya yang berisi keluh kesah, sumpah serapah, atau cacian atas apa yang sedang mereka rasakan saat meng-update status-status mereka tersebut. Apalagi kalau saya tau mereka adalah teman-teman saya yang sama-sama telah mengenyam pendidikan pesantren yang diajarkan bagaimana sebenarnya kita dalam menghadapi sebuah masalah. Yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah serta introspeksi diri. Mungkin jadi masalah itu datang sebagai teguran darinya atas apa yang telah kita lakukan sebelum-Nya atau masalah itu datang sebagai ujian untuk men-tes keimanan kita.
Ketika kita ditimpa sebuah permasalahan, berarti Allah mau kita lebih dewasa dalam menghadapi hidup ini. Ketika kita ditimpa musibah, berarti Allah ingin agar kita mendekat kepadanya. Ketika kita ditimpa kesusahan, berarti Allah telah menyediakan untuk kita kemudahan. Karena sesungguhnya dibalik permasalahan ada proses pendewasaan, dibalik musibah ada hikmah, dibalik kesusahan ada kemudahan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. al-Insyiroh: 5-6)
Ketika permasalahan datang menghampiri, jangan mengeluh di hadapan sang pencipta, jangan memberontak akan keputusannya apalagi mengatakan bahwa Allah tidak adil. Namun, mintalah agar kita diberi kesabaran serta ketegaran dalam menghadapinya, diberikan solusi yang terbaik bagi kita, dan selalu mengharap dia memberikan ganjaran pahala untuk kita.
Tanpa malam purnama takkan indah. Tanpa lapar nikmat makanan takkan terasa. Tanpa dahaga sejuknya dingin air takkan memberi banyak makna. Begitu juga kemenangan atau kemudahan takkan banyak memberi arti tanpa didahului rintangan masalah kesusahan. Setelah mendung terbitlah cerah.
Tak ada hidup tanpa masalah, karena masalah adalah sunnah-Nya. Yang kita perlukan hanya kebijakan dalam menyikapinya. Jika ketegaran yang kita bina, nikmat masalah akan terasa. Jika keluhan yang kita bina sengsara masalah akan selalu bertambah.
Masalah datang untuk kita hadapi, bukan untuk dicaci atau dimaki. Masalah adalah mediator dalam proses pendewasaan. Tanpa masalah kita takkan pernah dewasa. Tanpa masalah kita takkan menjadi orang yang luar biasa.”Jalan yang lurus dan mulus takkan pernah menghasilkan pengemudi yang hebat. Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pelaut yang tangguh. Langit yang cerah takkan pernah menghasilkan pilot yang handal.”
Di saat kita mencari solusi dalam suatu masalah, di saat itulah sebuah proses pendewasaan hidup akan dimulai. maka, berbahagialah mereka yang memiliki masalah dan mampu mengatasi masalah tersebut dengan brilian, yaitu dengan tetap selalu bersandar akan keputusan sang eksekutor yang maha adil setelah tawakal dilakukan. Mari bersama taklukkan masalah…!
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19201/masalah-itu-manis/#ixzz1oX8quQYu