Sabtu, 30 Oktober 2010

Man Jadda Wa Jadda

Assalamu Alaikum wr. wb.
Berikut sebuah artikel yang saya postingkan dari blog sebelah mudah mudahan bisa bermanfaata untuk semua, dan terutama bagi saya pribadi yang sengaja searching artikel ini untuk lebih bersungguh-sunggung melaksanakan sesuatu.Dan tidak lupa terima kasih pada penulis sebenarnya semoga pahalanya bisa mengalir sebagai amal jariah

Diposkan oleh DETAK HIDUP on Jumat, Agustus 03, 2007 / Tags: Berkehendak, Lakukan, Sungguh-sungguh

Dikalangan santri mahfudhat ini mungkin sudah tak asing lagi, bisa jadi karena saking mudahnya untuk dihafal dan dilafalkan, sehingga seolah-olah maknanya menjadi biasa-biasa saja, keluarbiasaanya sirna, sedangkan sisanya hanya tulisan dalam kitab dan lebihnya merupakan rekaman yang terpatri dalam memori bersangkutan masing-masing saja.

Maknanya yang seolah lenyap dalam kandungan “Barang siapa yang sungguh-sungguh pasti dapat”, sudah merupakan buah konsekwensi logis saja sebenarnya dari lajunya proses yang seharusnya masih berlanjut, namun yang terjadi adalah terhenti di tengah-tengah perjalanan. Mungkin kejadian lebih disebabkan oleh mandegnya informasi yang mendukung lajunya proses trasformasi tersebut, sehingga hanya membuahkan verbalisasi saja yang berwujud pada orasi atau khitobah semata, teori gitu lho.

Proses masih berlanjut dan tidak berhenti sampai disini, dunia santri terus berbenah diri dengan percepatan teknologi informasi yang kian membahana. Secara perlahan namun pasti, proses transformasi semakin kentara buahnya. Santri yang dahulunya indentik dengan sarung, kopiah, kitab kuning, belajar dan mengajar ngaji di mushalla, di masjid, serta mondok di pesantren, kini sudah tidak lagi beratribut seperti itu.

Karena kini eranya paradigma baru, santri bisa seorang birokrat, politisi, profesional, pengusaha, karyawan, akademisi, mahasiswa, guru, siswa, tentara, dst. atau dibidangnya masing-masing, yang mau iqro kekinian dan mengimplemtasikan ilmunya bagi kemaslahatan kemanusiaan, dengan ahlaqul karimah yang kasih dan sayang. Begitulah santri saat ini, ragam dan warna-warni, saling bersinergi dalam kehidupan.

Wah…, ngelanturnya kepanjangan nih. Oke, kita langsung saja kembali ke pokok bahasan. Dan saya hanya men-share makna “man jadda wa jadda” ini, barang sepatah atau dua patah saja, dan jika masih di rasa kurang, saya persilahkan anda mencarinya sendiri agar lebih jelas dan terang adanya.

Begini maksudnya, makna mutiara kata “barang siapa yang sungguh-sungguh pasti dapat”, dapat ditinjau dengan dua pendekatan, pertama pendekatan secara positive, dan kedua pendekatan secara negative. Dua kubu ini, jika ditinjau dari ilmu komputer akan menjadi prinsip kerja yang positif yaitu GIGO (Gold In Gold Out), dan prinsip kerja yang negative yaitu GIGO (Garbage In Garbage Out).

Mekanismenya dapat diurai menjadi: Input – Proses – Output. Mekanisme proses ini tentunya harus didukung oleh perencanaan yang matang, terukur, dan tepat sasaran. Di dalam implementasinya juga harus berdasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang aplikatif, seperti manajemen-nya pak Deming, yaitu PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang tujuannya adalah agar proses standar mutu yang bergulir dapat ditingkatkan menjadi mutu yang prima.

Sebagai contoh, suatu produk sepatu yang memiliki mutu dan kwalitas yang prima akan diburu oleh konsumennya, jadi bukannya sepatunya yang memburu konsumen, tetapi konsumennya yang memburu sepatu tersebut. Mutu dan atau kwalitas itu kalau diibaratkan seperti magnet yang mampu menarik semua benda yang bermaget disekelilingnya. Makanya, jadilah maget atau ber-magnet atau ber-mutu sesuai bidangnya masing-masing.

Contoh berikutnya adalah dosen. Dosen haruslah kompeten dibidangnya serta memiliki kredibelitas yang baik. Kredibel disini dapat diartikan sebagai berproduksi, misalnya: penelitiannya, walaupun penelitian saat ini belum menjadi industri, enggak apa-apa, pasti ada manfaatnya; buku karangannya banyak diterbitkan; tulisannya terpampang diberbagai media; atau minimal blog-lah.

Memaknai fenomena di atas dapat dengan “khoiru nass anfa’uhunm li-nnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia” atau dengan kata lain, katika manusia telah menjadi magnet/berkualitas, maka menurut Profesor Yohannes Surya menyebutnya dengan mestakung (semesta mendukung) mu.

Kembali ke topik, pada proses cycle inilah sebenarnya yang memungkinkan terjadinya perubahan mutu yang akan bermuara pada continuous improvement atau perbaikan yang berkelanjutan. Dan untuk itulah, mari kita menuju perubahan yang signifikan itu, dengan meng-up-grade diri kita menjadi diri yang baru (tobe a new you). Selanjutnya terserah anda.